Pages

Kamis, 06 Februari 2014

Dear Allah... Izinkan aku mencintainya

                                          (Ilustrasi: Feri Usmawan/Okezone)
Dear Allah... Maaf terlalu banyak permintaan di sujud terakhirku. Sajadahku, kenangan terindah dalam hidup. Di dalam sujud-Nya selalu ada Asmaul Husna yang teringat, terima Kasih ya Allah atas segala nikmat kasih-Mu.

Saat cinta berpaling, saat diriku goyah bagai layang-layang yang entah dimana di bawa semilir angin, saat ujian dan cobaan yang kau beri dalam hidup ku mengguncang jiwa, Kemana hamba harus mencari kekuatan agar hati terus bertasbih? Hanya pada-Mu ya Allah hati ini mengadu...  
Izinkan aku untuk terus dan terus mencintai-Mu tanpa mengalahkan dari yang lainnya. Apalagi kecintaanku kepada pasangan tulang rusuk yang tanpa kutahu ia siapa?? Engkau lah tempat ku mengadu, menangis tanpa ada orang lain yang tahu karena sebagian mereka masih lelap tertidur, dan sepertiga malam-Mu lah aku mencurahkan segalanya.
 
Ketika ku belajar mengenal diriku sendiri, bagaikan berkaca di tengah keramaian khalayak tanpa ada yang mengetahuinya, aku mencoba berdiri dengan iman yang masih turun naik karena banyak proses yang dilalui hari demi hari, detik demi detik dan bulan pun berganti tahun, dan akhirnya sampailah aku pada keistiqomahan yang dengan kerasnya usaha ku untuk membangunnya, tanpa campur tangan Allah aku tak bisa seperti ini.
 
Aku yang merasa kecil di hadapan-Nya bahkan debu pun tak mampu terlihat karena keterbatasan ku, Allah lah yang mencintaiku tanpa pernah Ia melalaikan ku setiap detik kusebut nama-Nya dengan lafadz yang begitu indah dan alunannya begitu merdu bagaikan kicauan burung di pagi hari bahkan lagu romantik pun tak mampu mengalahkan surat-surat indah-Nya yang telah tertulis di dalam kitab, yaitu Alquran.
 
Kali ini tak ada lagi permintaanku, segala yang menjadi inginku telah Allah berikan dan bahkan tanpa permintaanku pun Allah telah mengabulkannya. Doa yang bukan doa ku lah yang tengah kurasakan saat ini aku yang tengah melakukan istikharah agar diberi Allah jodoh yang baik dari sisi-Nya telah mengantarkan ku pada keistiqomahan selalu ada dirinya dalam doa-doa ku dan selalu ada tangisan dalam setiap doa ku untukmu duhai kau yang dicintai Allah..
 
Allah sedang menunggu doa-doa kita dalam setiap waktu, bahkan di shalat-shalat sunah kita, karena Allah ingin kita menjadi lebih baik lagi untuk menuju Jannah-Nya. Tanpa engkau ketahui aku selalu mendoakan mu yang mungkin kadang kau hadir dalam mimpi ku dan dalam doa ku pun engkau serasa meng Aminkan doa ku, Apa ini hanya khayalan!! ternyata tidak,
 
Karena Allah mempunyai kekuatan besar dan kuat untuk membuat sesuatu itu menjadi nyata seperti “Kun Fayakun’’ Seperti itulah hal kurasakan sekarang, dalam doa kutitipkan rinduku padamu Habibah ku yang sangat di cintai Allah.
 
Namamu begitu indah ketika Allah membuat ku merasakan perasaan yang tenang disaat pertama kali aku mengenalmu. Ada rasa yang berbanding terbalik, Apa aku sanggup menyangkalnya?? Ternyata aku tak mampu menyangkalnya karena Allah lah yang memberikan rasa itu tanpa kau sadari pun mungkin saja kau mempunyai rasa yang sama seperti ku, tapi biarlah rasa itu menjadi rasa yang seperti seujung kuku yang sedikit demi sedikit tumbuh dan itu karena Allah. Oleh karena itu aku mencintai Allah melebihi aku mencintai makhluk-Nya, tak kan kubiarkan Allah hilang dari hatiku, biarlah setan membisikan kepada ku rayuan-rayuan gombalnya anggap lah itu penguji keimanan ku.
 
Atas izin Allah lah aku bisa mengenalmu, mencintaimu dalam diam, dan menyampaikan rasa rinduku padamu dalam doa ku. Berterima kasih lah pada Allah yang mempertemukan kita tanpa cara yang kebetulan, skenario-Nya begitu indah, alurnya pun tepat dan sempurna. Sajadah adalah tempat ku berterima kasih kepada-Nya. Sajadah darimu pun menjadi saksi akan ketulusan kita kepada Allah, Jaga dan simpan lah sajadah itu untuk kita…
 
Untukmu yang teristimewa, izinkan aku menjaga hatiku untukmu yang di dalam diriku terdapat banyak kekurangan, bahkan aku pun bukan lelaki yang baik akan tetapi aku akan memperbaiki diriku menjadi lebih baik.
 
Untuk mu calon bidadariku..
Ini bukan inginku, bahkan jauh di luar kuasaku, ini adalah bukti dari kekuasaan Allah dalam mempertemukan kita. Aku yang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, sekarang telah menjadi sesosok yang terjaga, kamulah yang senantiasa memberikan motivasi yang telah Allah berikan kepadaku.
 
Untuk mu calon bidadariku..
Izinkan aku mengistiqomah kan semuanya agar kita berjalan bersama menyempurnakan ibadah ini. Aku pun tak tahu apa isi hatimu, ingin ku memelukmu dalam doaku, mencintaimu dalam diam dan mengenalmu lebih dekat lagi karena aku ingin kamu menjadi motivasiku dalam segala hal.
 
Calon bidadariku..
Aku tak akan pernah lelah menunggu jawaban dari Allah untuk menunggumu wahai bidadari bersayapkan cahaya shalihah. Hatimu begitu mulia yang senantiasa terus berjuang demi panji Islam, mendoakanku dan terus menjaga pandanganmu bahkan menjaga hatimu.
 
Calon bidadariku ..
Apakah dirimu baik-baik saja di sana, apakah shalatmu dan bacaan Alquran mu terjaga dengan baik?
 
Calon bidadariku..
Aku di sini hanya bisa mendoakan mu dari jauh karena kita belum boleh bertemu sampai kita telah halal dalam suatu ikatan yang diridhoi oleh Allah
 
Calon bidadariku..
Jangan pernah hilangkan Allah dari dalam hatimu, karena kau dan aku hanya mencintai Allah semata, sehingga Allah memberikan kita sebuah rasa tanpa melebihi kecintaan kita kepadaNya.
 
Calon bidadariku..
Entah sampai kapan akhir penantian ini, tapi aku akan tetap menjaga hatiku untukmu walaupun ada sebuah perkataan pahit dari lisanmu. Di sinilah aku menunggumu dengan istikharah dan ke istiqomahan hati agar Allah memudahkan langkah dan meridhoi niat kita Insya Allah...
 
Tanpa lelah aku berusaha dan tanpa segan aku berpasrah hanya kepada Allah yang menciptakan dan mempertemukan kita, dan atas izin Allah lah semua ini terjalin dan berjalan.
 
Untuk mu calon bidadariku..
Inilah aku yang banyak keterbatasan. Aku bukanlah Ali bin Abi Thalib  maupun Abu Bakar, tapi aku akan berusaha mencontoh mereka karena aku ingin menjadi lelaki yang shalih dan beriman dengan sebenar-benarnya.
 
Akan selalu ada kehangatan jika kita hidup sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW dan menaati perintah Allah dan Rasul-Nya, engkau wanita shalihah yang Allah muliakan hatinya, wajahmu teduh jika dipandang, matamu menyinarkan cahaya keshalihaanmu,
lisanmu bermanfaat untuk didengar dan pikiranmu yang bisa diterima jika berdiskusi dan kaulah wanita shalihah yang mapan ketaqwaannya...
 
Teruslah memperbaiki dirimu 
calon bidadariku..karena aku disini pun akan melakukannya juga. Aku terus berusaha memantaskan diriku untukmu dan tak akan lelah untuk mendoakan mu.
 
Sebuah penantian panjang untuk seorang lelaki berkalung cahaya Allah yang selalu Allah jaga hatinya dan segalanya sampai waktunya tiba,Bismillahi allahuma aamiin teruntuk mu yang terkasih..
 
Oleh: Saeful Anwar 
 
Penulis adalah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta. Penulis bisa dihubungi di saefulanwar515@gmail.com
http://news.okezone.com/read/2014/01/03/551/921343/dear-allah-izinkan-aku-mencintainya

Membaca Al Qur’an dengan hati

Membaca Al Qur’an dengan hati itu menenangkan, menyejukkan, dan bisa menitikkan air mata, tetapi membaca Al-Qur’an itu akan menjadi beban jikalau membacanya hanya sebagai penggugur kewajiban tiap harinya. Menjadikan beban atas targetan-targetan di tiap harinya.


Bacalah Alqur’an”, Kata Alloh, kemudian dilanjutkan “Dengan tartil”, itulah kira-kira arti dari Qs Al Muzammil : 4. Khusnudzon saya semua sudah mengetahui adab-adab membaca Al Qur’an, karena dalam pelajaran agama yang hanya 2 jam di tiap minggu itu menyinggung sedikit tentang Al Qur’an.
Entah harus dengan senang ataukan miris mendengar kata “hanya 2 jam” pelajaran agama itu diberikan di Negara yang mayoritas adalah muslim ini. Negara yang katanya mengaku muslim ini bahkan mempunyai senjata ampuh untuk menhadapi syetan. Yaitu Al Qur’an. Tapi yang agak mengganjal, kenapa Al Qur’an yang jadi alatnya ya?? Bukan isinya?? Krik krik krik.
Moment ramadhan ini adalah moment yang tepat sekali untuk membuka kembali Al Qur’an kita. tak hanya membaca karena ingin diketahui orang lain, bahwa ternyata “saya bisa katam Al Qur’an satu kali lho dalam satu bulan ramadhan ini”, heheee, itu hanya anak kecil saja yang melakukan. Kalau kita InsyaAlloh tidak ya??
Hati yang senantiasa dengan Al Qur’an?? Hemmm, memang di awal harus dipaksa untuk membacanya tiap hari. Tentang targetan minimal berapa lembar, itu juga tergantung pribadi. Membaca satu lembar perhari itu sudah luar biasa jika hal itu rutin dilakukan. Yaah, itu kan hal yang bersifat ibadah, boleh dunks kalau lebih dari itu. Toh efeknya juga ke diri kita, bukan ke orang lain, asalkan “Lillah”, itu saja ;) . Hanya kita dan Sang pemilik hati yang tau.
Membaca Al Qur’an itu melembutkan hati-hati yang keras. Kalau cara pandang saya secara umum, lelaki itu lebih keras dari wanita, itu dilihat dari luar. Namun lembutnya hati? banyak juga lho lelaki yang hatinya lebih lembut dari wanita. Dan lelaki yang kelihatan keras akan lembut ketika membaca Al Qur’an. Luar biasa sekali kan? Itulah lelaki yang Gentle, yaitu lelaki yang lemah lembut. ;)
Senantiasa dekat dengan Al Qur’an, itu adalah keinginan setiap seorang muslim. Bukan berarti kemana-mana harus membaca Al Qur’an tapi tak dibacanya. Bukankah teknologi sekarang  sudah canggih? ada aplikasi Al Qur’an digital untuk HP, bisa dibawa kemana-mana dan praktis. Tinggal kemauan saja yang akan menjalankannya.
Dan saksikanlah bahwa aku seorang muslim, Isyhadu bi ana muslimin..

Selamat membaca Al Qur’an dengan hati temans…